Kamis, 24 Maret 2011

Reza: Rangkuman Buku__"Perang Gerilya; Penulis AH Nasution"


Abdul Haris Nasution (1918-2000) masuk Akademi Militer Bandung pada tahun 1940 sebagai CORO. Di sana ia belajar teori perang yang berorientasi kepada Carl von Clausewitz, walaupun belum begitu mendalam dari karya Carl von Clausewitz. Pada masa pendudukan Jepang, Nasution memperdalam studi militernya dengan rekan-rekan Akademi Militer Bandung dengan membaca berbagai buku militer. la aktif pula mengikuti program-program Jepang, maka terpengaruh dari mobilisasi dan kontrol terhadap rakyat dan pemikiran militer Jepang. Sebelum agresi militer Belanda ke-1, sebagai Panglima Divisi Nasution melaksanakan reorganisasi dalam divisinya terhadap prajurit dan perwira dengan harapan membuat tentara yang berdisiplin tinggi. Pada waktu yang sama, beberapa perwira di Markas Besar TKR menemukan konsep wehrkreise atau perlawanan teritorial. Namun, ketika terjadi serangan militer Belanda ke-1, TNI yang masih mencoba bertahan dengan strategi linier mengalami semacam shock dan mundur dalam kekacauan. Setelah lewat fase pertama ini, di Jawa Barat pasukan-pasukan yang terpecah belah itu berangsur-angsur kembali ke daerah asalnya dan ke pangkalannya masing-masing. Maka terbentuk kantong-kantong gerilya dengan inisiatif komandan daerah masing-masing. Pada waktu yang sama, Nasution menemukan konsep-konsep perang gerilya yang penting, seperti Wingate, pasukan mobil, pasukan teritorial, dan lain-lain. Dalam re-ra yang dilaksanakan oleh pemerintahan Hatta, Nasution berperan penting dalam pelaksanaan re-ra dan mempersiapkan taktik perang gerilya seperti Perintah Siasat No.1/1948, Pertahanan Desa, dan lain-lain. Dengan berbagai taktik gerilya Nasution merencanakan perang gerilya yang teratur dan berdisiplin tinggi. Namun, hasil penelitian memperlihatkan bahwa perang yang terjadi pada agresi Belanda ke-2 pun menurut Sekiaar Perang Kemerdekaan Indonesia bukan true war melainkan real war. Perang yang terjadi di lapangan pada masa revolusi Indonesia adalah bukan perang yang dilaksanakan sesuai dengan taktik-taktik yang dibuat, karena kekurangan persiapan, kegagalan pembentukan pasukan-pasukan mobil dan pasukan-pasukan teritorial, laskar-laskar yang bermunculan dengan inisiatif sendiri, dan sebagainya.

Reza: TUGAS KULIAH__" Manajemen Survei Pemetaan "

Mata Kuliah: Manajemen Survei Pemetaan
Diikuti oleh Mahasiswa PTB '08 Konsentrasi: Survei Pemetaan
Mata kuliah MSP sangat menarik. Perkuliahan ini membuka cakrawala kami mengenai dunia kerja yang kelak  kami hadapi. Bagaimana mendirikan sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang bergerak pada bidang survei pemetaan. Dengan mempelajari konsep-konsep dasar manajemen, kami dituntut untuk dapat mengembangkannya pada pengembangan konsep PT yang sedang kami liris. Ini merupakan bagian dari tugas besar dari mata kuliah MSP.
Saya coba merangkum materi:
Perencanaan (SDM, Bahan, Mesin, Metode, Uang), Peng_organisasi_an (SDM, Bahan, Mesin, Metode, Uang), Pendorong SDM, Pengendalian (SDM, Bahan, Mesin, Metode, Uang), Klasifikasi SDM (Buruh/Non Staf, Staf/Tenaga Kerja Profesional, Wiraswasta, Cendikiawan); Tahap, Sifat, Alat, Tingkatan Perencanaan; Organisasi ... to be continued


SEMANGAT "Survei Pemetaan" we can do it..
by: Reza Prasetya Pahlevi PTB '08 Survey and Mapping

Reza: Kutipan Sejarah__"Pendirian yang Teguh"

Pada situasi kritis dan sulit yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948, yaitu sewaktu ribuan tentara payung Belanda diterjunkan dan menyerang Yogyakarta secara mendadak, para pemimpin Republik memutuskan untuk tetap tinggal di Yogyakarta, yang berarti mempunyai kemungkinan besar ditawan oleh tentara Belanda. Tetapi Soedirman membuat keputusan untuk tetap bersama prajurit dan rakyat melanjutkan perjuangan dengan melalui perang gerilya, walaupun kondisi fisik pada waktu itu dalam keadaan parah karena penyakit paru-paru yang berat.

Betapa besarnya kerugian psikologis yang akan menimpa perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, apabila pada waktu itu yang menduduki jabatan Panglima Besar dan juga merupakan lambang dan keberadaan TNI, ikut-ikut menyerah dan ditawan oleh musuh. Keteguhan pendirian telah ditopang oleh rasa keagamaan yang sangat kuat, sehingga yang menimbulkan keyakinan bahwa kebenaran tidak akan pernah kalah, dan berjuang mempertahankan tanah air adalah bagian dari kebenaran itu, selanjutnya apabila ajal kemudian menjemput, maka kematian itu adalah bersifat syahid.Keteguhan itu juga ditopang oleh kayakinan terhadap kekuatan nilai-nilai demokrasi, yaitu bahwa rakyat adalah merupakan sumber kekuatan yang tidak akan pernah habis. Keyakinan itu secara terus menerus diusahakan untuk ditanamkan kepada anak buahnya, melalui petunjuk-petunjuk dan keteladanan tentang bagaimana nilai-nilai itu seharusnya diamalkan. Soedirman memang seorang pendidik, lulusan Sekolah Guru Muhammadiyah dan kemudian mengawali karirnya sebagai seorang guru dan baru kemudian terjun ke bidang ketentaraan. Darah, daging, dan jiwanya memang diliputi oleh semangat untuk mendidik dan membimbing orang-orang di sekitarnya menuju terwujudnya nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia juga pengabdian kepada masyarakat secara tulus, juga merupakan seorang yang taat beragama, telah melengkapi keutuhan pribadinya sebagai pendidik yang utama. Keberhasilon mengembangkan gaya kepemimpinan yang mengkombinasi bakat sebagai guru, yang mampu berlaku sabar dan konsisten di dalam membimbing anak didik, serta sikap dasar keagamaan yang yakin kepada kebenaran terhadap perjuangan, tabah dan tawakal didalam menghadapi kesulitan. Soedirman merupakan salah satu contoh terbaik dari prajurit yang mempunyai prinsip : "Satunya Kata Dengan Perbuatan". Di dalam dirinya terkandung jiwa dan semangat keprajuritan yang patut diteladani. Di dalam seluruh perjalanan hidupnya, terukir nilai-nilai luhur kepemimpinan yang secara konsekuen dilaksanakan.

Reza: SINAR MENTARI SIAP MENGIRINGI LANGKAH KAKI MENGGAPAI CITA

Setiap pagi aku melihat kedisiplinan mentari yang senantiasa tepat waktu menjalankan tugasnya menyinari bumi. Dia dengan setia selalu siap mengiringi makhluk hidup di dunia ini untuk mengarungi kehidupannya. Manusia, tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi sangatlah tertunjang hidupnya karena adanya sinar mentari. Ketakjuban alam yang setiap hari ada dihadapan kita, terkadang tanpa disadari kita telah melewatkannya.

Hargai pribadi kita, maka secara tidak langsung kita telah menghargai ALAM.

Written by: Reza Prasetya Pahlevi